Minggu, 19 Juli 2009

AMD BARU SEGERA DI PUBLIKASIKAN..

AMD Umumkan Lima Istanbul 6-Core Baru

Artikel Terkait:

* AMD Istanbul Hadir Sesuai Jadwal


Jumat, 17 Juli 2009 | 15:59 WIB

SUNNYVALE, KOMPAS.com – Lima prosesor Istanbul 6-core baru diumumkan AMD. Tiga di antaranya menyasar server 2P dan dua lainnya membidik model 4P/8P. CPU-CPU baru ini menyertakan dua prosesor SE untuk lingkungan server yang fokus pada kinerja dan tiga prosesor HE yang lebih hemat energi dibandingkan versi standar seri 6-core 2400 dan 8400. Nantinya, AMD akan menawarkan chip EE yang konsumsi dayanya hanya 45 watt.


Untuk server 2P, AMD menawarkan 2439 SE (2,8GHz, 105 watt), 2425 HE (2,1GHz, 55 watt) dan 2423 HE (2,0GHz, 55 watt). Sedangkan untuk server 4P/8P ditawarkan 8439 SE (2,8GHz, 105 watt) dan 8425 HE (2,1 GHz, 55 watt). Chip-chip ini ditawarkan pada harga premium di atas prosesor 6-core 75 watt standar yang diperkenalkan awal Juni lalu.

Model baru 8439 SE dibandrol pada US $ 2649, sementara 8425 HE dihargai US$ 1514. Model 2439 SE dijual US$ 1019 dan 2425 HE seharga US$ 523 (2423 HE: US$ 455).

Tentang kinerja, AMD mengklaim prosesor SE-nya sejajar dengan chip Nehalem Intel, dan, setidaknya pada konfigurasi 24-core, 4-way, tim hijau ini sekarang lebih unggul dibandingkan Intel. Ini jika kita menilk hasil integer resmi yang dicatatkan untuk benchmark Spec CPU2006. Konfigurasi 2-way 2439 SE dan 8439 SE terlihat tepat di tengah kinerja prosesor Nehalem, di antara Xeon E5504 dan E5520. Menariknya, chip-chip Intel ini lebih murah - US$ 224 di low end dan US$ 373 pada high end.

AMD kelihatannya sadar bahwa mereka tidak bisa menyaingi kinerja Nehalem milik Intel. Karena itu yang diunggulkannya pada Istanbul adalah pendekatan “balanced”, termasuk konsumsi daya. Memang, chip-chip Istanbul mengkonsumi lebih sedikit daya dibandingkan milik saingannya: 75 watt untuk konfigurasi standar, 105 watt di produk berkinerja tinggi, dan 55 watt di versi low power. Sayangnya, tolok ukur keduanya tidak sama. Intel menerbitkan konsumsi daya prosesornya dalam thermal power rating maksimal, sedang AMD dalam rating konsumsi daya rata-rata.

AMD juga terang-terangan membandingkan prosesor 6-core-nya dengan produk Intel. Namun disebutkan bahwa prosesor HE-nya menyajikan kinerja per watt 18% lebih banyak dibandingkan CPU standarnya. Prosesor SE 6-core sekitar 50% lebih cepat dibandingkan prosesor SE quad-core. Begitu klaim AMD.

Jumat, 10 April 2009

Lass Bicara Soal Mourinho dan Wenger

Usianya masih relatif muda, tapi pengalamannya tidak kalah dengan pemain lain. Lassana Diarra, 24 tahun, sering sekali gonta-ganti klub. Dalam empat tahun saja ia sudah empat kali membela klub berlainan. Jika di tambah Le Havre, klub pertama dalam kariernya, Real Madrid merupakan klub kelima yang dibelanya.

Perjalanannya meretas jalan tidak mudah. Hijrah ke Inggris pada 2005, Diarra bergabung dengan Chelsea. Tidak lama lantaran dua tahun kemudian ia menyebrang ke Arsenal. Sebelum ke Madrid ia sempat mengecap pengalaman bermain untuk Portsmouth.

Di Chelsea ia diproyeksikan menggantikan Claude Makelele. Tapi walaupun fisik Makelele digerus umur, kesempatan tampil reguler tidak juga diperolehnya. Ia bahkan sempat bermain di barisan pertahanan. Karena itulah ia buru-buru mengiyakan pinangan The Gunners. Arsene Wenger jadi alasan utama mengapa ia menyebrang dari satu ke lain klub di London tersebut.

Hanya enam bulan ia bertahan. Karena kalah bersaing dari Mathieu Flamini, enam bulan kemudian ia bernaung di Portsmouth. Di Fratton Park inilah ia mulai membangun reputasinya sebagai gelandang enerjik dan serbabisa. Ia menjadi komponen vital tim asuhan Harry Redknapp yang menjuarai Piala FA.

Permainannya di Pompey membuat Madrid kesengsem. Juande Ramos yang baru diangkat sebagai pelatih Los Blancos membawa serta Diarra. Toh, Ramos tahu rapor baik Diarra di Liga Premier. Madrid pun merogoh koceknya sedalam 18 juta pound musim panas lalu.

Merefleksikan pengalamannya di Inggris, Diarra mencoret Wenger dari arsitek yang pernah berjasa memoles bakatnya. Justru di sosok figur yang tadinya begitu diharapkan itulah ia mengalami kekecewaan luar biasa. Di mata pemilik 17 cap internasional, Jose Mourinho lebih berjasa dan berpengaruh.

“Saya tidak belajar apapun dari Wenger,” kata Diarra kepada The Telegraph. “Apa yang didapat darinya hanyalah membuatku meragukan kemampuan diri sendiri. Saya hanya bermain belasan kali dan tidak punya hubungan erat denganya.”

“Saya respek pada gaya melatih Wenger tapi saya lebih banyak belajar ketika ditangani Mourinho,” sebutnya. “Mourinho mengajarkan saya ‘berkelahi’ di lapangan. Ia memandang mata saya ketika berbicara dan akan mendiskusikan masalah jika ada. Wenger tidak pernah berkata sepatah kata pun hingga saya pergi.”

Terlepas dari itu Diarra kini menjelma menjadi sosok yang lebih matang di Madrid. Ia 12 kali bermain musim ini sejak ditrasfer Januari lalu, plus mencatat duia assist, dan kesemuanya sebagai starter. Ramos lebih memilihnya ketimbang Klaas-Jan Huntelaar untuk disuntikkan ke dalam skuad Liga Champions.

Minggu, 05 April 2009

selamat malam,pagi,sore dunia

hidup ini indah....hadapi dengan senyuman